Ragam

Pengaruh makanan cepat saji (fast-food) Amerika pada remaja di Indonesia

oleh : Helma Nita *)

Budaya di negara luar seperti Amerika sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Fast-food dan Junk-food. Amerika merupakan negara yang berada ditingkat pertama mengonsumsi makanan cepat saji terbanyak di dunia. Oleh karena itu, banyak merek dagang (brand) atau restoran Amerika yang sudah tersebar hampir keseluruh negara termasuk Indonesia sehingga menjadikan makanan cepat saji atau Fast-food ini makanan favorit hampir semua kalangan terutama remaja Indonesia saat ini.

Di Indonesia, makanan cepat saji atau fast-food bukan lah hal yang sulit lagi untuk dicari. Kita bisa menemukan restoran cepat saji dikota manapun kita berada. Seperti Mc Donald’s KFC (Kentucky Fried Rice), Starbucks dan lain-lain. Apalagi zaman modern saat ini, semua akses mudah didapat hanya dengan menggunakan telepon genggam. Dengan benda canggih tersebut, anda bisa memesan makanan dari jarak jauh dan mereka mengantarkannya ketempat tujuan yang anda inginkan, sehingga anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari restoran atau membeli ketempatnya secara langsung

Restoran cepat saji di Indonesia biasanya diramaikan oleh remaja. Selain menjadikannya tempat makan dan minum. Mereka juga menjadikan restoran tempat saji ini untuk bercerita, berkumpul, belajar, dan lain-lain. Dikerenakan restoran cepat saji menyediakan tempat yang nyaman, aman, dan bersih. Selain itu, konsumen juga mendapat pelayanan yang baik, Sehingga semua orang tertarik untuk makan dan minum didalamnya.

Seperti yang kita ketahui, makanan cepat saji tidak baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan dan ditambah tidak diiringi dengan olahraga. Peningkatan lemak dalam tubuh mengganggu kestabilan tubuh karna ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dengan energi yang digunakan. Makanan cepat saji dapat mengganggu masalah kesehatan diantaranya seperti Obesitas, diabetes, hipertensi, gangguan lemak darah, dislipidemia dan lain sebagainya.

Dari segi ekonomi, fast-food bukanlah hal yang tepat bagi pelajar Indonesia terutama pada remaja yang tinggal jauh dari keluarganya untuk bersekolah ataupun bekerja. Mereka harus mengatur dan menyimpan uang dengan sebaiknya antara kebutuhan dengan keinginan. Oleh karena itu, jika Dibandingkan dengan fastfood Amerika, makanan cepat saji di Indonesia bisa di katakan mahal harganya. Disebabkan oleh restoran Indonesia menambahkan biaya operasional untuk pengaturan harga disetiap pembelian seperti biaya bahan baku, impor, pajak, regulasi dan lain-lain. Maka dari itu, tidak heran bahwa harga yang seharusnya dibayarkan akan terasa mahal karena penambahan biaya yang diberikan, tergantung pada sistem keuangan restoran itu sendiri.

Apa yang menjadikan remaja indonesia terpengaruh oleh budaya amerika yang gemar makan makanan cepat saji? Dan setelah kita mengetahui bahwa makanan cepat saji tidak baik dikonsumi baik dari aspek ekonomi dan Kesehatan. Mengapa remaja indonesia lebih memiih makanan cepat saji (fast-food) dari pada makanan dari rumah (homemade)?

Sebagai remaja Indonesia, Ainil (19) Mengamati lingkungan sekitarnya bahwa, remaja saat ini menjadikan makanan cepat saji sebagai tren. Sehingga mereka menjadikannya gaya hidup seperti yang dilakukan orang Amerika.

“Banyak yang mengikuti tren ini karena mengganggap hal ini keren dan membanggakan. Padahal kita tahu betul efek buruk yang dapat ditimbulkan jika mengonsumsi fastfood berlebihan” ungkap Ainil salah satu mahasiswi Univeritas jambi.

Lain hal nya dengan pendapat Ainil. Menurut Fadillah (19) salah satu mahasiswi Universitas Negri Padang ini menjelaskan bahwa faktor utama kebanyakan kebanyakan remaja Indonesia lebih suka mengonsumsi makanan fast-food dapat dipengaruhi oleh media dan promosi. Promosi makanan cepat saji melalui media massa, iklan di televisi, internet, dan media sosial dapat memberikan pengaruh besar terhadap preferensi konsumen, termasuk remaja.

Salah satu iklan fastfood dan promo nya (Sumber: google)

“Selain itu pengaruh gaya hidup juga dapat mengambil andil dalam hal ini. Pola hidup yang sibuk, terutama di kalangan remaja yang memiliki jadwal padat dengan kegiatan sekolah, ekstrakurikuler, dan sosial, dapat membuat mereka mencari opsi makanan yang cepat dan praktis. Sehingga makanan cepat saji seringkali dianggap sebagai solusi cepat untuk kebutuhan makan.” tambahnya.

Ainil juga membagikan pengalaman yang dia rasakan setelah mengonsumsi makanan cepat saji yang membuatnya ketagihan. Namun, Membuat tubuhnya terasa malas untuk mengonsumsi makanan sehat. Dan hal lain yang dia juga rasakan adalah menurunnya kualitas kesehatan tubuh, seperti berat badan yang tidak ideal, metabolisme tubuh yang terganggu akibat kurang serat dan kekurangan nutrisi yang sebenarnya sangat dibutuhkan.

Namun, tidak semua remaja menjadikan makanan cepat saji sebagai pilihan. Fadillah mengungkapkan makanan cepat saji cenderung menarik dan lezat dan cocok dikonsumsi ketika sedang perjalanan atau waktu yang terbatas. Tetapi dia tidak menjadikan makanan itu sebagai pilihan utama karena baginya makanan cepat saji adalah makanan pengganti dan bukan makanan utama.

Sama halnya dengan Ardia (19) mahasiswi Universitas Andalas ini mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk mengurangi makanan cepat saji dalam waktu yang tidak sesering mungkin. karna menyadari bahwa mengonsumi junk-food akan menimbulkan masalah kesehatan pada tubuhnya. Ardia juga berpendapat remaja Indonesia lebih memilih makanan yang cepat di sajikan dan bisa dibilang restoran cepat saji ini lebih sering mengadakan promo.(*)

*) Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button